Bagaimana Whatsapp Bisa Gratis

Semua tahu, Whatsapp adalah layanan perpesanan yang berbasis end-to-end encryption, dan disediakan untuk digunakan siapapun di seluruh dunia secara gratis. Whatsapp langsung menarik minat pengguna, dikala smartphone mulai banyak digunakan. Daya tarik Whatsapp selain gratis, pesan yang dikirimkan lebih interaktif. Tidak melulu teks, tapi bisa juga gambar, video, dokumen dan banyak jenis dokumen lainnya. Dan semuanya berjalan di atas internet. Tidak perlu harus memiliki pulsa seperti komunikasi konvensional semacam sms.

Disebut end-to-end encryption, karena pesan yang dikirimkan hanya tersimpan sementara di server Whatsapp. Begitu sampai di pihak tujuan, pesan di server terhapus dengan sendirinya. Hal ini tentunya berbeda dengan pesaingnya yaitu Telegram. Sama-sama mengusung jenis aplikasi perpesanan berbasis internet, Telegram menggunakan cloud storage untuk menyimpan history percakapan kita. Saat kita memilih untuk menghapus history tersebut, maka history di cloud juga terhapus. Telegram juga didistribusikan untuk digunakan secara gratis.

Whatsapp didirikan oleh Brian Acton, seorang mantan karyawan Yahoo yang memutuskan untuk keluar dan mencoba mengembangkan karirnya secara mandiri. Disaat ia keluar, Brian melirik Facebook sebagai tempat berlabuhnya kemudian. Namun sayang, Facebook belum melihat potensi Brian untuk bisa bergabung.

Namun Brian tidak menyerah dan kecewa. Ia pun bertemu dengan Jan Koum, yang sama-sama mantan karyawan Yahoo. Mereka pun bekerja sama untuk membuat layanan perpesanan yang kemudian dinamakan Whatsapp. Dan tak disangka, Whatsapp menjelma sukses luar biasa. Bahkan Facebook yang awalnya menolak Brian, malah dicari-cari oleh pendiri Facebook, Mark Zukenberg.

Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana sebuah layanan gratis seperti Whatsapp bisa menjalankan operasionalnya. Apalagi sebelum dibeli Facebook. Meski terlihat gratis, ternyata Whatsapp tidak benar-benar gratis. Karena jika sesuatu disediakan secara gratis, berarti penggunanyalah yang menjadi komoditi penjualan.

Whatsap mengembangkan salah satu lini bisnis berkonsep API, yaitu sebuah protokol yang memungkinkan Whatsapp bisa difungsikan sebagai bot. Dengan adanya bot, setiap perusahaan bisa memanfaatnya untuk menggantikan Customer Service.

Bot diprogram untuk menjawab pertanyaan dari pelanggannya. Bahkan ada yang mengembangkannya dengan kecerdasan buatan tertentu untuk bisa menjawab pertanyaan pelanggan dengan bahasa yang lebih manusiawi. Untuk bisa menggunakan bot, perusahaan yang berminat, harus berlangganan bulanan untuk terhubung dengan API tersebut. Sedangkan pengguna yang menggunakan bot tersebut, tetap tidak dikenai biaya apapun alias gratis

Begitulah cara Whatsapp mendapatkan penghasilan dari layanan yang disediakannya.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Youtube yang Tidak Banyak Orang Tahu

0 komentar:

Posting Komentar